Lembaga Agama – Pengertian, Tujuan, Contoh, Fungsi dan Ciri-Cirinya – Lembaga agama adalah lembaga yang mengatur kehidupan manusia. Untuk memahaminya lebih lanjut, silahkan kalian simak penjelasan lengkapnya dibawah ini gaes!
Daftar isi :
Pengertian Lembaga Agama
Lembaga agama adalah lembaga yang mengatur kehidupan manusia. Ini juga telah ditunjukkan oleh para ahli, termasuk Emile Durkheim. Dia menjelaskan bahwa agama adalah sistem kepercayaan dan perilaku yang berkaitan dengan hal-hal yang dianggap sakral dan terlarang.
Selain itu, lembaga keagamaan ini juga dapat menyatukan semua pengikutnya menjadi komunitas moral berdasarkan nilai-nilai bersama. Agama sebagai kepercayaan yang mencakup ajaran dan instruksi bagi pengikut untuk bertahan hidup di dunia dan di kehidupan selanjutnya.
Definisi lain, agama, adalah seperangkat hukuman / kode perilaku yang selalu merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agama-agama yang ditemukan di Indonesia adalah Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Konghucu, dan Budha.
Tujuan Lembaga Agama
Tujuan daripada Lembaga ini adalah untuk bisa meningkatkan kualitas hidup beragama setiap umat.
Lembaga keagamaan pada intinya adalah sebuah agen perubahan sosial yang mampu memberi pengalaman,
Selain pengalaman tersebut, juga dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Maksud dari pengetahuannya adalah perubahan kearah yang menjadikan lebih baik dalam kehidupan keagamaan dan sosial.
Maka dari itu lembaga keagamaan perlu didorong agar dapat terus mengembangkan perannya sesuai dengan kebutuhan real masyarakat.
Dengan demikian keterlibatan lembaga keagamaan sebagai agen perubahan sosial masih sangat diperlukan oleh masyarakat.
Contoh Lembaga Agama
Indonesia sebagai negara dengan banyak agama tentu saja menciptakan institusi keagamaan yang berbeda. Contoh lembaga keagamaan di Indonesia adalah MUI (Majelis Ulama Indonesia), yang memulai dan memantau semua kegiatan keagamaan, terutama Agama Islam, dan juga pada agama lainnya bisa dilihat contoh berikut untuk detail lebih lanjut:
- Islam: Contoh institusi keagamaan dalam Islam sebagai agama mayoritas disebut oleh orang Indonesia sebagai “Majelis Ulama Indonesia” atau disingkat “MUI”.
- Kristen: Lembaga agama lain yang mengatur gaya hidup masyarakat, termasuk Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia, lebih dikenal sebagai PGI. PGI sendiri memiliki tugas untuk mencintai dan mengasihi anak Tuhan.
- Katolik: Bentuk lain dari lembaga keagamaan adalah Katolik, dan Konferensi Wali Gereja Indonesia, yang kemudian disingkat KWI, terkait erat dengan kepercayaan ini. Peran KWI bersama kerja sama yakni melindungi para pengikutnya atau pemeluknya.
- Hindu: Jenis lembaga keagamaan berikutnya dalam agama hidup adalah Parisada Hindu Dharma Indonesia atau lebih dikenal dengan PHDI. Lembaga ini memberikan gambaran tentang berbagai masalah sosial di Indonesia dan memberikan perlindungan bagi semua warga negara Hindu.
- Buddha: Contoh lain dari institusi keagamaan, yang menjadi milik agama Buddha dengan simbol institusionalnya, adalah Perwakilan Umat Buddha Indonesia, disingkat WALUBI. Fungsi lembaga ini tidak hanya untuk mengeluarkan peraturan, tetapi juga untuk mengeluarkan keputusan agama.
- Khonghucu: Khonghucu adalah agama termuda di Indonesia, yang telah diakui oleh Presiden Indonesia K.H. Abdurrahman Wahid. Di mana agama adalah kepercayaan, ia memiliki lembaga keagamaan yang disebut Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia atau disingkat dengan (MATAKIN). Agama ini telah menyebar di antara para pengikutnya hampir di sebagian besar provinsi di Indonesia.
Fungsi dan Peran Lembaga Agama
Secara garis besar lembaga keagamaan mempunyai peran dan fungsi yang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu manifes (nyata) dan laten (tersembunyi).
1. Fungsi Manifes Lembaga Agama
Berikut fungsi manifes (tersembunyi) lembaga agama antara lain :
- Edukatif
Lembaga ini pasti akan memberikan pembelajaran berupa pendidikan moral (edukatif) untuk penganutnya berupa hal yang baik, maksudnya adalah sebagai pedoman tingkah laku para pemeluknya. Setiap ajaran agama pasti memberikan penjelasan tentang sebuah tindakan yang baik yang mana kebaikan itu perlu dilakukan dan akan menjelaskan mengenai hal yang harus dihindari oleh seluruh umat beragama. - Pengawas Sosial
Dalam lembaga keagamaan ini berperan sebagai dalam mewujudkan keteraturan sosial yang harus ada pada kehidupan bermasyarakat melalui sebuah larangan-larangan yang terdapat dan tertulis didalam kitab suci setiap agama tersebut. Dalam sebuah kitab suci atau ajaran agama terdapat suatu sanksi yang akan diterima apabila masyarakat melanggar atau tidak bisa mematuhinya. - Penyelamat
Adanya lembaga ini bisa menjadikan setiap masyarakat memiliki suatu keyakinan dan akan terselamatkan kehidupannya di dunia maupun pada kehidupan berikutnya (Akhirat). Karena setiap umat tidak dapat terhindar dari berbagai masalah pada kehidupannya sehingga dengan adanya agama bisa menjadikan manusia yang terselamatkan. - Persaudaraan
Adanya Lembaga keagamaan, dapat mempertemukan sebuah kelompok atau golongan manusia yang heterogen berkenaan pada hal kebudayaan, ras, serta suku bangsa ke dalam suatu keluarga besar yaitu lembaga agama. Persaudaraan ini bisa saja terjalin jika setiap masyarakat mempunyai solidaritas dan kesatuan yang kokoh karena adanya satu kepercayaan dalam agama tertentu.
2. Fungsi Laten Lembaga Agama
Fungsi laten, lembaga ini juga bisa memunculkan sikap fanatisme. Dengan adanya sebuah anggapan bahwa agama tertentu lebih baik dibanding dengan agama lain maka inilah yang bisa menimbulkan sikap fanatisme sehingga akan berdampak buruk pada kerukunan dan ketenteraman manusia maupun kehidupan setiap umat beragama.
Unsur Unsur Lembaga Agama
Ada beberapa pakar ilmuwan contohnya Light, Killer, dan Calhoun (1989), yang memusatkan dalam unsur-unsur dasar suatu agama, antara lain :
- Kepercayaan
Setiap agama mempunyai suatu kepecayaan seperti percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, nabi dan kitabnya. - Simbol
Setiap agama pastinya telah mengenal berbagai macam lambang dan simbol, baik itu berbentuk pakaian, ucapan, tulisan bahkan berupa tindakan. - Praktek Keagamaan
Dalam ajaran agama yang ada mempunyai praktek keagamaan seperti halnya sholat, kebaktian, puasa, semedi, dan lainnya. - Pemeluk/Umat
Agama mempunyai sejumlah pemeluk/pengikut/penganut. - Pengalaman keagamaan
Setiap pemeluk agama pasti mempunyai beberapa bentuk dalam pengalaman keagamaan
Ciri-Ciri Lembaga Agama
Ciri-Ciri lembaga keagamaan sesuai dengan penjelasan diatas, antara lain :
- Sebagai pendorong, penggerak, dan pengendali dalam sebuah tingah laku.
- Merupakan sistem keyakinan.
- Berupa perwujudan sesuatu yang diyakini umat sebagai hal gaib.
- Berperan dalam mempersatukan umat.
- Mempunyai tujuan untuk memuliakan umatnya.
Demikian penjelasan tentang Lembaga Agama – Pengertian, Tujuan, Contoh, Fungsi dan Ciri-Cirinya. Semoga penjelasan diatas bisa bermanfaat…
Baca Juga :